Perempuan dengan keresahannya
Percakapan antar perempuan senja tadi masih bergema, dialog-dialognya menggeser kereta-kereta yang biasa berlalu lalang di kepala. Hening,kemudian terdengarlah dialog-dialog itu. "Mengapa musti ada status berpacaran? Jika masing-masing masih membagi rasanya pada jiwa yang di seberang? Mengapa dua insan yang saling suka tak asal jalan saja,kemudian jika masing-masing suatu waktu rasanya terbagi, mereka merela untuk saling tahu dan kembali jika rasa mereka kembali." "Jika seperti itu, apakah akan ada sebuah makna komitmen?" "Iya, tidak ada. Hanya menikahlah yang bisa disebut komitmen. Aku terlalu lelah untuk berkoar kembali, dan mendapat maaf kembali pada akhirnya" "Jika kau seperti itu, kini aku mulai ketakutan, ketakutan akan menjadi seseorang yang aku benci. Kini aku mulai memperlakukannya seperti masa lalu memperlakukanku dulu. Mengumpat, marah sejadinya kemudian meminta maaf semaaf-maafnya. " "Bukankah semakin kau membenci sesuatu, ...