Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Kepergian Rosa

  Rosa kembali memenuhi tubuh, dia masih terus mencari lelaki. Kukira telah usai. Malam akan terasa panjang jika tidak ada lelaki di ranjangnya. Setiap sore aku berdebat dengannya, lelap sendirian atau dengan dekapan lelaki. Aku menangis jika terbaring sendirian. Kapsul yang kutelan tidak ampuh lagi. Sebagai gantinya satu dua lelaki telah mengangkangi setiap hari. Beberapa tinggal sampai pagi dan beberapa pergi setelah klimaks. Aku tidak lagi mengerti romantisme bercinta seperti apa, hanya disetubuhi dan sudah. Semua semakin parah hingga vagina mulai menolak, Rosa mau membantuku istirahat bersenggama. Dia masih takut dengan penyakit kutukan. Aku semakin haus kasih sayang, Ros puas melihatku seperti ini. “Kau mau apalagi Ros?” “Tanyakan pada setiap goresan silet di tanganmu” “Apakah benar-benar kau ingin aku memutus urat nadi?” “Berikanlah tubuhmu seutuhnya padaku, maka kau tidak akan lagi kesepian" “Jiwaku seutuhnya kau dapatkan” “Sampai kapan kau mogok makan?” “Aku ...

Disudahi

   Aku tidak mengerti bagaimana kau menilai kelayakan, kau membiarkan dirimu menjadi tidak layak. Mendapatkan kesempatan saling adalah hak diluar layak atau tidaknya dirimu, itu yang ingin kuberikan. Akupun tidak selayak yang kau lihat, kita sama-sama brengsek. Tentu ada alasan baik aku dan kau dipertemukan, mungkin   memang tidak diperuntukkan menjadi kita. Keberadaanmu yang singkat mampu menutup lubang dalam dada. Kedatanganmu yang pasti membuatku tidak menghiraukan perihal komunikasimu yang buruk. Aku menerima itu. Kini aku mengerti kau juga memiliki lubang besar yang tidak mampu kupeluk. Menjadi orang barumu tidak menjadikanku rumah, Kau yang memulai dan menyudahi. Apakah benar telah usai? Kami saling berjabat tangan, menyudahi. Aku belum tumpah,entah kapan akan tumpah. Kau tidak perlu tahu. Lihatlah aku yang bahagia. Suatu ketika jika kau ingin memilikiku, katakanlah. Jika saat ini kau tidak ingin kumiliki, sebenarnya aku memilikimu sutuhnya dalam kepala ini. “Di...