-nya

       Aku memutuskan berkunjung ke rumahnya, keputusan gila memang. Ah, sudah melaju, tidak mungkin aku putar balik. Sudahlah, ini pertama dan terakhir. Setelah ini hutangku dengannya lunas. Motor terus kukemudikan, sepertinya otakku juga harus kukemudikan. Otak ini terus mengatur alur cerita saat aku dan seseorang itu bertemu nanti. Ah, ini imajinasi yang terlalu liar ataukah keinginan yang tak kuakui?.
"Aku sudah sampai" Tak lama pesan itu kukirimkan, seseorang itu datang. Aku merindukannya ternyata.
Kamar yang cukup rapi. Dia tersenyum. Suara tv sedikit menutupi kegugupanku.
Percakapan yang hangat pun tak lama kemudian terbangun, kita sudah lama seperti ini. Hampir dua tahun, ya seperti ini. Seperti tertawa lepas bersama, mengaku rindu, mengaku menyayangi. Ya, seperti ini, bersandar, berpelukan, dan ber-.  Entahlah, aku tidak pernah bisa mengendalikan "nyaman" dengannya. Tetiba ia mengecup pipiku, aku yang berada dipangkuannya, aku yang berada dipelukannya. Aku yang menyukai caranya mengecup pipiku, keningku, mengusap rambutku, merapikan rambutku. Aku yang kalap menerima kecupannya, dan kita saling melumat. Aku yang mampu direbahkannya.
"Cukup!" Akhirnya aku mampu menghentikannya. -nya kepunyaanku dan -nya kepunyaannya sudah semakin tak terkendali. Kita saling menatap dalam hening. Aku beranjak duduk, lalu menangis. Dia terlihat merasa bersalah kemudian memelukku. Maafkan aku, lelakiku.
" Maaf" ucapnya, -nya yang bukan lelakiku. Seseorang kepunyaan perempuan lain. Ini rumit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara ke Kampung Inggris dari Semarang

Gunungpati Semarang punya Wadas Prongkol

Bapak yang Abu-abu