Tumpah dalam laju
Motor itu melaju dengan lambat, sepintas perempuan dibalik kemudi terlihat biasa saja. Saya melihatnya dari balik spion, pundaknya yang bergetar seperti orang yang sedang sesenggukan. Wajahnya tertutup kaca helm dan masker, dia menangis. Kesepian2nya, kerinduan2nya menghimpit dalam lampu2 remang setiap lajunya. Pilihannya untuk tumpah dalam laju mungkin agar tak ada yang tahu kalau ia sedang payah. Kemudian perempuan itu membelokkan motornya ke sebuah kedai kopi, dipesannya moca latte. Tak lama pelayan menghampirinya di bangku yang terletak di tepian pagar teras lantai dua, air matanya telah terhenti bebarengan ia memarkirkan motor. Kopi dengan satu sendok kecil berlahan ia minum, "besok tidak sepayah ini" katanya.
Komentar